SEKULERISME & LIBERALISME
Sebuah Pengantar & Pengembangan Wacana Keislaman
Liberalisme dan Sekularisme adalah dua aliran yang akhir-akhir ini sedang menggelisahkan orang tua dan sebagai wadah puberitas pemikiran kaum muda. Liberalisme dan Sekularisme merupakan aliran pemikiran yang saat ini banyak mempengaruhi pemikiran-pemikiran pemuda Islam Indonesia, terutama sekali adalah para mahasiswa dari golongan NU yang mempelajari tentang ke-Islaman. Dan yang lebih tragis lagi bahwa sebagian besar mereka kurang mampu mencerna mana yang perlu diambil sebagai ketegasan komitmen dan mana yang harus dikaji ulang dan diclarifikasi menggunakan teori-teori memahami agama yang kokoh dari al Qur’an dan al Sunnah. Karena bagaimanapun yang namanya inofasi sudah barang tentu ada yang salah dan ada pula yang benar, sebagaimana yang pernah disunnahkan oleh Nabi Muhamad yaitu “kesalahan dalam inofasi masih dapat pahala satu dan kalau benar dapat pahala dua”, maka sangat tepatlah motto yang didukung oleh Gus Dur dan para modernis sekarang yaitu “Al Khifdzu ala as salafi As Sholih wal Akhdzu bi Al Jadid Al Ashlah” sebagai filter perkembangan pemikiran-pemikiran baru tentang pemahaman Qur’an dan Hadits. Dan yang perlu diwaspadai adalah bahwa bentuk-bentuk metodologi pemikiran baru yang masing masing mempunyai argumentasi aqliyah yang kuat dan cenderung mudah diterima oleh akal dalam konteks kekinian. Hal ini kalau kita sebagai generasi moslem tidak jeli dalam mensikapinya, maka sangat mudahlah kita diombang-ambingkan oleh berbagai isu kemodernan, apalagi generasi sekarang umumnya sudah mengabaikan al hadits sebagai referensi yang menjadi guide kita untuk memahami nash-nash al Qur’an. Hal ini dikarenakan kebanyakan mereka sudah menjadi korban mode pemikiran Barat, dan terhipnotis oleh opini yang mengangkat percobaan-percobaan dalam memahami nash-nash agama. Padahal apa sebenarnya Liberalisme itu dan apa pula Sekularisme? Siapa tokoh pencetusnya? Dan pula apa tujuan dan visi awalnya? Kemudian sejak kapan digunakan sebagai istilah dalam perkembangan pemikiran Islam?. Apakah semua konsep Liberalis dan Sekularis bisa kita terima apa adanya? Atau bahkan harus kita tolak semuanya ataukah bisa dinisbatkan sebagai hasil ijtihad dalam memahami al Qur’an yang tentunya mengandung kebenaran dan kesalahan?. Dari pertanyaan-pertanyaan ini saya ingin memberikan gambaran kronologis tentang kedua aliran tersebut dalam kaitannya dengan perkembangan pemikiran dalam Islam.